Bismillahirrohmaanirrahim....
Ketika Nabi
Ibrahin a.s bersama anaknya membangun kembali (meninggikan) Ka’bah yang
dahulunya sudah dibangun oleh Nabi Adam a.s, mereka mendapati banyak kekurangan
yang harus dilengkapinya. Pada waktu itu Ka’bah belum beratap dan tidak ada
pintu masuk. Maka Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail bahu-membahu dalam
pengadaannya dengan mengangkut batu dari berbagai gunung.
Dalam sebuah
kisah disebutkan bahwa ketika pembinaan Ka’bah itu selesai, ternyata Nabi
Ibrahim a.s masih merasakan kekurangan sebuah batu lagi untuk diletakkan di Ka’bah.
Nabi Ibrahim berkata kepada Nabi Ismail, “Pergilah engkau mencari sebuah batu
yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia”.
Kemudian Nabi
Ismail a.s pun pergi drai satu bukit kebukit lainnya guna mencari batu yang
baik dan sesuai. Ketika Nabi Ismail sedang mencari batu di sebuah bukit,
datanglah Malaikat Jibril a.s memberikan sebuah batu cantik. Nabi Ismail dengan
segera membawa batu itu di kepada ayahnya. Nabi Ibrahim a.s merasa gembira
melihat batu yang sungguh cantik itu, beliau menciumnya beberapa kali. Kemudian
Nabi Ibrahim a.s bertanya,”Dari mana kamu dapat batu ini?”. Nabi Ismail
berkata, “Batu ini kuterima dari (makhluk) yang tidak memberatkan cucuku dan
cucumu (Jibril).”
Nabi Ibrahim
mencium lagi batu itu dan diikuti oleh Nabi Ismail. Dari sejak itu hingga
sekarang batu yang kemudian dikenal dengan Hajar Aswad itu selalu dicium oleh
kaum muslimin yang pergi ke Baitullah. Siapa saja yang bertawaf di Ka’bah di
sunnahkan mencium Hajar Aswad. Beratus ribu kaum muslimin berebut ingin mencium
batu tersebut. Dan yang tidak mampu menciumnya cukuplah dengan memberikan
isyarat lambaian tangan saja. Ada riwayat menyatakan bahwa dulunya batu Hajar
Aswad itu putih bersih, tetapi akibat dicium oleh setiap orang yang datang
menziarahi Ka’bah, ia menjadi hitam sebagaimana sekarang. Wallahu’alam.
Apabila manusia
mencium batu itu maka timbullah perasaan seolah-olah dia mencium ciuman Nabi
Ibrahim dan Nabi Ismail. Ingatlah wahai saudara-saudaraku, Hajar Aswad itu
merupakan satu tempat diperkenankannya do’a. Bagi yang ada kelapangan, berdo’alah
disana, Insya Allah do’anya akan dikabulkan oleh Allah Swt. Jagalah hati kita
sewaktu mencium Hajar Aswad supaya tidak menyekutukan Allah, sebab tipu daya
syaithan begitu kuat di Tanah Suci Mekkah.
Ingatlah kata-kata
Khalifah Umar bin Khattab r.a ketika beliau mencium batu itu (hajar Aswad): “Aku
tahu, sesungguhnya engkau hanyalah batu biasa. Andaikan aku tidak melihat
Rasulullah SAW menciummu, sudah tentu aku tidak akan melakukannya (mencium
Hajar Aswad).
Semoga yang
belum pergi Ibadah Haji, Allah melapangkan dan memudahkan kita untuk menunaikan
rukun Islam ke-5 tersebut.
Aamiin Ya Allah...........
Wallahu’alam bishshowab..
Semoga
Bermanfaat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar