"Segala Puji bagi Allah yang telah mempertemukan kita lewat blog ini, Semoga Shalawat serta Salam selalu tercurah kepada Qudwah kita Nabi Allah Muhammad SAW.,beserta para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman"

Senin, 23 Desember 2013

Ibarat Semut, Laba-Laba dan Lebah


Semut, Laba-Laba dan Lebah

Tiga binatang kecil ini menjadi nama dari tiga surah di dalam Al-Qur’an, An Naml [semut], Al ‘Ankabuut [laba-laba], dan An Nahl [lebah].

“SEMUT”, menghimpun makanan sedikit demi sedikit tanpa berhenti. Binatang ini dapat menghimpun makanan untuk bertahun-tahun. Padahal usianya tidak lebih dari setahun. KETAMAKANnya sedemikian besar sehingga ia berusaha dan seringkali berhasil memikul sesuatu yang lebih besar dari tubuhnya.

“LABA-LABA”. Sarangnya adalah tempat yang paling rapuh [Al 'Ankabuut; 29:41], ia bukan tempat yang aman, apapun yang berlindung di sana akan binasa. Bahkan jantannya disergapnya untuk dihabisi oleh betinanya. Telur-telurnya yang menetas saling berdesakan hingga dapat saling memusnahkan. Inilah gambaran yang mengerikan dari kehidupan sejenis binatang.

“LEBAH”, memiliki naluri yang dalam bahasa Al-Qur’an – “atas perintah Tuhan ia memilih gunung dan pohon2 sebagai tempat tinggal” [An Nahl;16:68]. Sarangnya dibuat berbentuk segi enam bukannya lima atau empat agar efisen dalam penggunaan ruang. Yang dimakannya adalah serbuk sari bunga. Lebah tidak menumpuk makanan. Lebah menghasilkan lilin dan madu yang sangat manfaat bagi kita. Lebah sangat disiplin, mengenal pembagian kerja, segala yang tidak berguna disingkirkan dari sarangnya. Lebah tidak mengganggu kecuali jika diganggu. Bahkan sengatannya pun dapat menjadi obat.

Sikap kita dapat diibaratkan dengan berbagai jenis binatang ini. Ada yang berbudaya ‘SEMUT’. Sering menghimpun dan menumpuk harta, menumpuk ilmu yang tidak dimanfaatkan. Budaya ‘semut’ adalah budaya ‘aji mumpung’. Pemborosan, foya2 adalah implementasinya. Entah berapa banyak juga tipe ‘LABA2′ yang ada di sekeliling kita. Yang hanya berpikir: “Siapa yang dapat dijadikan mangsa”

Nabi Shalalahu ‘Alaihi Wasallam mengibaratkan seorang mukmin sebagai ‘LEBAH’. Sesuatu yang tidak merusak dan tidak menyakitkan : “Tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya.....,,,,,,


_Somoga Bermanfaat_ ^_^

Jumat, 20 Desember 2013

MASA ITU AKAN TIBA

Masa itu akan tiba,, ya Masa itu akan tiba.

MUSYAWARAH BESAR AR-RISALAH. 21-22 Desember 2013.

Bakal ada orang-orang baru, pemikir-pemikir baru yang akan menggantikan kami.
Pertanyaanya??
Apakah yang sudah aku wariskan??
Apakah ada yang sudah aku kontribusikan untuk dakwah??

Pertanyaan itu kembali muncul.. 
Kami 2009 khususnya aku pribadi merasa teramat sedih.
Bukan karena tak rela posisi kami digantikan, tapi karena kebersamaan itu akan sedikit pudar.
Teman, Sahabat, dan Saudariku,,rata-rata semuanya akan pulang kampung. Memenuhi tugas dakwah mereka yang masyarakat disana butuh pencerahan dari saudari2ku.

Dan aku di Kota ini?? Aku tak tau bagaimana skenario ALLAH kedepan untukku. Apakah aku masih akan terlibat di dakwah kampus? Apakah aku akan diterjunkan di sekolah?
Apakah aku akan bekerja ditempat alm.Bapakku dulu pernah bekerja atau tetap membulatkan tekadku untuk nyantri?? Wallahu'alam..
Aku akan menikmati proses yang saat ini  ALLAH takdirkan untukku.

YA ROBB,, ISTIQOMAHkan kami dijalan ini walaupun dengan kondisi yang berbeda. Aku ingin bisa bermanfaat buat orang lain. Aku ingin membahagiakan emak. Aku ingin menjadi ayuk yang baik buat adik2ku. Dan aku juga ingin memberikan mahkota itu buat kedua orangtuaku...

YA ROBB,, sampaikan salam cintaku buat mereka. Orang2 yang pernah hadir dalam hidupku,, memberikan senyum kesejukan, kebahagiaan dan indahnya UKHUWAH karena-Mu YA ROBB. Istiqomahkan kami agar tetap berada dijalan Dakwah ini...

Adik2,,saudara-saudariku kita boleh raga tak bertemu,, tapi hati ini akan selalu mengenang dan mendo'akan yang terbaik untukmu..
Semoga DAKWAH KAMPUS kedepannya semakin maju.

Uhibbukumfillah..

Salam Santun dariku #Teman, Sahabat, Saudara# Oktrianti Humayrah al-Hanif



Rabu, 18 Desember 2013

Thank You ALLAH

Pagi ini sinar mentari menembus celah-celah jendela rumah dan kamar menghangatkan tubuh yang semalaman dibalut kesejukkan malam. Sementara nyanyian burung-burung terdengar merdu mengiringi bergulirnya titik-titik embun diatas dedaunan. Warna-warni bunga yang cerah pun seperti menyapa menyambut hari. Indahnya alam, berserinya tempat berpijak dan begitu mengagumkannya perhiasan hidup ini, hanya satu kata terucap, terima kasih Allah.

Ketika sejuknya air membasuh tubuh di waktu pagi, hembusan angin menerpa saat tapak-tapak ini menyusuri jalan memulai semua aktifitas. Hingga saat sore menghadirkan senjanya yang mempesonakan. Semua yang diberikan alam ini, segala yang hadir untuk kita nikmati sepuas-puasnya, hanya satu kata terucap, terima kasih Allah.

Dia menghadiahi makhluk dengan berbagai kenikmatan, udara segar yang takkan pernah habis dihirup, air yang mengalir tanpa hentinya memuaskan dahaga dan segala kebutuhan kita akannya, buah-buahan yang menyegarkan, sayur dan bahan makanan yang masih bisa kita nikmati pagi, siang dan malam hari. Berbagai aroma yang masih mungkin kita rasai kelezatannya. Untuk jumlah tak terhingga atas kenikmatan yang telah dan akan diterima, hanya satu kata terucap, terima kasih Allah.

Rumah dan pekarangan yang memberikan keamanan dan kenyamanan, rekreasi dan kesenangan yang masih sempat kita lakukan. Istri sholehah yang memberikan kedamaian atau suami yang mampu membimbing dan memberikan teladan, kehangatan yang senantiasa menyeruak oleh hadirnya anak-anak dan cucu yang manis-manis lagi membanggakan. Atas semua keceriaan hidup ini, hanya satu kata terucap, terima kasih Allah.

Ada saat-saat manusia merasai kehilangan nikmat kesehatan, disitulah terasa begitu mahalnya sebuah nikmat sehat. Saat masih tersisa satu kesempatan bagi kita sementara sekian banyak orang menyia-nyiakan kesempatannya dan waktu lapangnya terbuang sia-sia, juga ada masa-masa dimana Allah masih melimpahkan kekayaan dan rizki yang cukup dan kita mampu memanfaatkan sebaik-baiknya sebelum masa-masa sulit datang menggantikan masa kaya. Waktu muda dengan segala kekuatan, kelebihan kemampuan, keelokan paras penampilan tak memperdayakan kita hingga datangnya waktu-waktu dimana Allah menghilangkan satu-persatunya dari kita, dan hingga detik ini masih ada kesempatan bagi kita melihat dunia sebelum ajal menjemput, hanya satu kata terucap, terima kasih Allah.

Kemudian Dia pun terus mengalirkan kasih sayang-Nya kepada segenap makhluk tanpa pilih kasih, membuka selalu tangan-Nya untuk setiap taubat hamba yang khilaf, menyediakan tempat-Nya untuk hamba-hamba-Nya yang ingin selalu merapat dan mendekatkan diri, mendengar, menampung semua keluh-kesah dan mengabulkan pinta orang-orang yang meminta, menguji dengan kesenangan dan kesedihan, dan pada akhirnya memberikan sanksi seadil-adilnya kepada semua makhluk atas setiap perbuatannya, serta membukakan pintu surga untuk melengkapi semua nikmat yang diberikan-Nya. Untuk semua yang terasa, terlihat, terlewati, yang tak terhitung bahkan yang luput dari ingatan kita dan tak pernah terpikirkan, hanya satu kata terucap, terima kasih Allah.

Wallahu ‘a’lam bishshowaab.